Friday, October 29, 2021

Ketua Dewan Adat Papua wilayah III Doberay Mengapresiasi Kinerja Pemerintah dalam hal Penanganan Covid 19 di Papua Barat

Manokwari (12/10/2021) - Situasi pandemi nyatanya tidak hanya menyerang sektor ekonomi, kesehatan, dan pendidikan saja melainkan banyak bidang yang mengalami dampak buruk akibat adanya Covid19. Dewan adat Papua merupakan salah satu lembaga yang juga merasakan dampak dari adanya pandemi ini.

Ketua Dewan Adat Papua Paul Finsen Mayor ketika ditemui di kantornya menyampaikan rasa terima kasih atas kerja keras pemerintah daerah Papua barat yang dinilai berhasil menangani pandemi di Provinsi Papua Barat. 

Mananwir Paul Finsen Mayor, S.IP (Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay)

“ ya sebelumnya saya mau memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat yang dalam hal ini kepada Bapak Gubernur sebagai ketua umum Satgas Covid-19 dan juga kepada ketua harian Satgas Covid-19 Bapak Derek Ampnir yang juga menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Papua Barat, karena kinerja mereka yang sangat baik sehingga kita menjadi Provinsi nomor satu terbaik se-Indonesia dalam pola Penanganan covid 19. Terkait hal itu kami juga sudah memberikan rewards atau penghargaan untuk Ketua Harian Satgas Covid-19 karena beliau sangat profesional dan telah membangun kerjasama yang baik berupa MOU dengan kami Dewan Adat Papua di Wilayah Doberay Papua Barat, sehingga penanganan covid-19 ini berjalan dengan baik” ujar Finsen kepada media mata pena. (12/10/2021)


“terkait dengan penanganan covid 19 di Papua Barat khususnya di wilayah III kami selaku Dewan Adat Papua sebagai rumah besar masyarakat adat Papua juga memberikan kontribusi untuk membantu pemerintah dalam memerangi virus Covid19 dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada tanggal 9 Agustus 2021 yang bertepatan dengan Hari Masyarakat Adat Sedunia bersama Satgas Covid Papua Barat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya covid-19 dan bagaimana penanganannya. Sosialisasi tersebut membentuk pemahaman baru bagi beberapa masyarakat yang akhirnya bersedia untuk di vaksin.” kata finsen.


terkait dengan berita simpang siur yang beredar di masyarakat tentang bahaya vaksin maka DAP menemukan  dua alasan besar mengapa masyarakat adat menolak vaksin. 


“Alasan pertama dari sisi agama atau aliran kepercayaan masyarakat yang meyakini bahwa di dalam vaksin itu terkandung logam atau sesuatu yang menurut mereka itu dalam ajaran agama Nasrani disebut dengan antikris atau 666 yang berbentuk chip. Alasan kedua, menurut adat istiadat kita secara khusus saudara/i kita yang berasal dari Suku Besar Arfak, mereka menolak vaksin karena mereka meyakini dalam kepercayaan mereka bahwa orang yang jalan “suanggi” itu biasanya membunuh orang menggunakan suntik.” Terangnya.


“ Meneruskan dua hal tersebut DAP juga sudah berkoordinasi dengan pihak gereja untuk memberikan pemahaman secara Alkitabiah agar masyarakat bisa mengerti. Tetapi dalam hal ada yang menolak sama sekali untuk divaksin, DAP tidak bisa memaksakan masyarakat untuk vaksin karena itu adalah hak masyarakat. DAP tidak dapat memaksa karena pemaksaan itu melangar HAM. Sosialisasi seperti ini tetap dilakukan DAP, jika ada masyarakat yang tidak menerima tidak menjadi masalah.” ungkap Paul dengan tegas.


selain dampak buruk yang ditimbulkan akibat adanya pandemi covid19 ada juga Sisi positif dari pandemic ini menurut Mananwir Paul F Mayor adalah waktu bersama keluarga jadi lebih banyak karena kurangnya aktivitas di luar rumah ikatan kekeluargaan menjadi semakin erat. Selain itu, DAP juga melihat berkurangnya orang-orang mabuk di jalanan sehingga hal ini bisa dibilang sebagai dampak yang baik juga.  



(Penulis: Frans Wabdaron)
#matapenalitbang #balitbangdapapuabarat #kasmenyalakopuskil #mpl

Pemuda/i di Kabupaten Manokwari melakukan aksi jaga iklim dalam rangka memeriahkan Hari Sumpah Pemuda ke 93 Tahun.

Lokasi Wisata "Air Terjun Fulika" Kab. Manokwari

Manokwari - Aksi Muda Jaga Iklim. Aksi yang serentak di lakukan oleh anak-anak muda di seluruh indonesia dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 93.

Pemuda/i kabupaten manokwari juga melakukan kegiatan jaga iklim dengan membersihkan sampah di dua titik aksi yaitu area wisata "Air terjun Fulika" dan Pantai Cokran/Dermaga Basarnas Manokwari. Kegiatan ini dilakukan dengan dukungan dari berbagai pihak diantaranya, Yayasan Eco Nusa, Mahasiswa unipa, World Cleanup Day (WCD) dan beberapa komunitas lainnya yang ada di Manokwari.

Samuel Atabu selaku koordinator aksi mengatakan "melalui aksi ini kami generasi muda di Manokwari ingin menunjukan kalau kami juga peduli dengan iklim di kota kami sekaligus kami mau mempromosikan lokasi wisata Air terjun Fulika yang ada Di kota Manokwari. Kami juga berharap kegiatan ini bisa memotivasi banyak orang khususnya anak-anak muda di kabupaten Manokwari untuk selalu menjaga kebersihan dan melestarikan alam di sekitarnya" (28/10/2021

Demikian kemeriahan perayaan Hari Sumpah Pemuda dari pemuda/i di kabupaten Manokwari. 

Selamat hari Sumpah Pemuda! 



(FW) 

Thursday, October 21, 2021

Antusiasme Siswa/i SMP YPK 1 Manokwari dalam Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas

(Ruangan belajar tatap muka secara terbatas SMP YPK 1 Manokwari

Manokwari (12/10/2021)- Beberapa waktu yang lalu pandemi Covid-19 berangsur-angsur menunjukkan penurunan angka kasus positif. Hal ini merupakan kabar baik bagi semua sektor seperti sektor ekonomi, industri, pariwisata dan termasuk juga pendidikan. Dunia pendidikan yang selama ini mengalami hambatan dalam kegiatan belajar mengajar secara tatap muka akibat pandemic covid-19, kini beberapa sekolah mulai menerapkan aktivitas pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.


"Kegiatan pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini tetap diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat seperti, menata ruangan belajar berjarak, melakukan pemangkasan jam belajar, menggunakan masker, mencuci tangan, serta penjadwalan sekolah tatap muka yang dibagi tiga kali pertemuan dalam satu minggu dimana Pembagian jadwal tersebut dibagi menjadi dua kelas yakni kelas A dan kelas B. Jelas Yenie sebagai seorang guru (12/10/2021)

Salah satu sekolah yang telah melakukan sekolah tatap muka adalah SMP YPK 1 Manokwari yang beralamat di Jalan Gunung Salju Nomor 5 Fanindi Manokwari. Ketika diwawancarai, Ibu Yenie Leunufna sebagai seorang guru SMP YPK 1 mengatakan bahwa pelaksanaan sekolah tatap muka secara terbatas ini dilakukan dengan cara sekolah membuat suatu kebijakan terkait pembagian waktu pembelajaran tatap muka, serta memangkas jam pelajaran tatap muka antara guru dan siswa dengan tujuan supaya siswa-siswi tetap bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, disamping itu juga sebagai langkah pencegahan siswa/i dari penyebaran virus Covid-19. 

 Beberapa siswa/i pun menceritakan tentang persiapan mereka dalam melakukan kegiatan belajar tatap muka di sekolah dan juga terkait pilihan siswa yang lebih memilih sekolah tatap muka daripada sekolah online.

"Persiapannya untuk sekolah tatap muka itu kami beli sepatu, kaos kaki, tas dan peralatan belajar, kami senang sekolah tatap muka karena kami lebih mengerti yang dijelaskan sama ibu guru dari pada secara online" Kata Mina, salah seorang siswi SMP YPK 1.

Pemberlakuan sekolah tatap muka ini pun disambut dengan antusias oleh para siswa/i yang akhirnya dapat kembali bersekolah secara tatap muka. Ibu Yenie kemudian menyampaikan harapannya kepada seluruh siswa/i dan juga guru lainnya untuk tetap sehat, dan semoga situasi pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir sehingga semua keadaan dapat pulih seperti semula dan semua orang bisa beraktifitas seperti biasanya


Penulis: Frans B. Wabdaron


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua siap menjadi Tuan Rumah pelaksanaan kegiatan Kompetisi ISMEI Wilayah XI (Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat)

Dokumentasi - Pelantikan Panitia Komopetisi ISMEI Wilayah XI Unipa Manokwari -  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua terpilih menja...