Manokwari - Sekolah selanjutnya yang saya kunjungi adalah SMA YPK Oikumene Manokwari. Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang meluluskan banyak siswa-siswa berprestasi. Berlokasi di Jl. Merapi fanindi Manokwari sekolah ini diperlengkapi dengan berbagai fasilitas pendidikan yang memadai diantaranya ruang belajar, ruang komputer, lapangan olahraga, aula serta fasilitas pendukung lainnya.
Kepala sekolah SMA Oikumene, Max Marisan S.Pd. menyampaikan bahwa sekolah ini memiliki peserta didik sebanyak 503 siswa dengan tenaga pengajar berjumlah 35 orang ditambah pegawai tata usaha sebanyak 8 orang. Dalam menyikapi situasi pandemi yang sedang melanda dunia pendidikan Max menegaskan bahwa sekolahnya siap melayani para siswa sebaik mungkin dalam menuntut ilmu
"Jadi selama pandemik kami dari pihak sekolah berusaha bagaimana caranya anak-anak ini bisa kita layani sebaik mungkin".
Max juga menambahkan metode belajar yang digunakan adalah berbasis online dan offline.
"Materi dari guru-guru bisa saja materinya secara online dan juga bisa saja secara offline karena mengingat tidak semua siswa memiliki HP" Tegasnya.
"Selama pandemi berlangsung kami juga membuat jadwal pertemuan antara wali kelas dan murid sehingga guru bisa tahu keberadaan siswa itu dimana dan kendala apa yang dihadapi oleh siswa, apakah punya hp, atau hpnya hilang atau hpnya rusak sehingga hal-hal yang seperti itu jadi masukan bagi sekolah sehingga jika ada (siswa) yang hpnya rusak bisa dilaporkan ke sekolah agar bisa dilayani secara manual atau tatap muka" Kata max.
Dalam pertemuan secara tatap muka yang dimaksud adalah materi pelajaran dari guru yang bersangkutan di print kemudian diberikan kepada siswa yang mengalami kendala dalam hal ini siswa yang tidak memiliki hp. Materi atau tugas yang diberikan tersebut dibawa pulang kerumah dipelajari/dikerjakan setelah itu di kumpul kembali ke sekolah pada waktu yang sudah ditentukan.
Adapun kendala yang dihadapi siswa dalam proses belajar adalah ketersediaan paket internet hal ini dikeluhkan oleh orang tua siswa kepada pihak sekolah, solusi yang ditawarkan oleh pihak sekolah adalah membuka akses internet berupa wifi di area sekolah mulai dari pagi hari hingga jam 6 sore sehingga siswa yang kesulitan bisa mengerjakan tugas dgn baik tanpa kendala jaringan internet.
"Media pembelajaran online yang digunakan berupa Whatsapp dan google formulir tetapi sekolah juga memberikan kebebasan kepada para guru untuk memilih media mana yang di rasa cukup baik dalam mengajar silahkan digunakan" Kata Max ketika ditanya terkait media pembelajaran yang digunakan.
Max juga berpesan kepada para guru, "Situasi pandemik ini mengajarkan guru untuk selalu siap sedia di dalam keadaan apapun, karena itu sudah merupakan tugas dan tanggung jawab seorang guru" Tutupnya ketika diwawancara pada jumat 20 Agustus 2021.
#balitbangdapb#provinsipapuabarat #provinsipembangunanberkelanjutan, #kasmenyalakopuskill #matapenalitbangpb2021