Manokwari - Masa pandemi masih belum berakhir, pemerintah terus menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) demi menurunkan potensi penyebaran virus covid 19 di Indonesia secara khusus di Kabupaten Manokwari. walaupun demikian wabah ini tidak sedikitpun mengurangi semangat belajar siswa/siswi SMP YPK 2 Manokwari dalam menuntut ilmu. Berlokasi di Jalan Merapi no. 3 Fanindi Manokwari sekolah menengah pertama ini dipimpin oleh bapak Ishak Kamodi S.H.,S.Pd. beliau merupakan salah satu kepala sekolah di Manokwari yang juga menerapkan dua kebijakan pembelajaran bagi para siswa/siswi yaitu pembelajaran secara online dan juga offline.
“Melihat kondisi anak-anak kita disini bahwa semuanya tidak dari latar belakang yang sama artinya ekonominya berbeda sehingga kita disini belajar secara daring (online) dan luring (offline). kalau daring itu belajar jarak jauh (online) namun anak-anak kita semua disini tidak semuanya mampu untuk bisa membeli / bisa memiliki hp apalagi ditambah lagi dengan kendala jaringan di beberapa tempat yang tidak mendukung di tambah lagi mungkin kendala pulsa. seperti itu.”
“tapi kami tidak sampai disitu saja kalau mereka ini bermasalah dengan belajar tadi (tidak memiliki HP) maka kami dari pihak sekolah menyediakan modul. jadi setiap hari sabtu dalam minggu berjalan dari hari senin sampai jumat kami kasih materi secara daring. kalau hari sabtu anak anak bisa langsung datang ke sekolah dan langsung berhadapan dengan wali-wali kelas untuk menerima materi. seperti itu.” Ungkap Isak Kamodi kepada Tim Mata Pena di ruangannya. (Sabtu,21/08/2021)
Ishak mengatakan jika situasi pandemi sudah ada kelonggaran maka sekolahnya berencana akan menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dibarengi dengan strategi kehadiran siswa yang diatur secara baik dan benar.
Terkait dengan penerapan pembelajaran secara online beberapa siswa juga mengeluhkan kendala-kendala yang sering mereka alami pada saat belajar online. hal ini diutarakan oleh kedua siswi yang berada di Sekolah tersebut yaitu Ana Maria Kadam dan Yemima Matamoa.
“Kendala yang didapat biasanya dari sisi internet, biasanya kalau hujan koneksi juga kurang baik jadi kalau mau Zoom itu tidak bisa.” Keluhnya. “ biasanya kalau jaringan tidak baik, langsung kita laporkan ke ibu guru, setelah itu baru ibu guru kirim materi dan kirim tugas lewat WA” kata maria dan Yemima kepada tim MPL.
Maria juga menjelaskan tentang respon orang tua terhadap pemberlakuan pembelajaran secara online “kalau orang tua respon baik juga, mereka tidak persoalkan sekolah secara online karena pandemi. kadang-kadang tugas yang diberikan oleh guru-guru kalau kita tidak mengerti kita tanya ke orang tua. Kalau aplikasi yang kami pakai untuk belajar secara online adalah google classroom, zoom, dan Whatsapp.” (Sabtu,21/08/2021)
Maria dan Yemima juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar bisa secepatnya melaksanakan pendidikan secara tatap muka di sekolah karena kalau belajar secara online terkadang sulit apalagi kalau koneksi jaringan tidak stabil sehingga penjelasan guru tidak bisa didengar dengan baik.
Penulis: Frans bob Wabdaron
#balitbangdapb #provinsipapuabarat #provinsipembangunanberkelanjutan, #kasmenyalakopuskill #matapenalitbangpb2021
No comments:
Post a Comment