Saturday, November 6, 2021

Yayasan Mitra Perempuan Papua: Dampak pandemi covid 19 terhadap Mama-Mama Papua Pedagang Sayur Sangat Terasa.

Anike T. H Sabami Ketua Yayasan Mitra Perempuan Papua (YMP2) 

Manokwari (8/10/2021) - Pandemi covid 19 menjadi momok yang menakutkan. Penyakit yang timbul akibat terpapar Virus C19 pun bervariasi seperti batuk, demam, sakit kepala, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Dampak buruk dari adanya virus ini pun sangat luas dan tidak hanya menyerang sektor pendidikan, pertanian, perikanan dab pertahanan saja bahkan sampai kepada mama mama pedagang sayur lokal di Manokwari pun mengeluhkan dampak yang mereka alami. 


Melalui Ibu Anike Sabami atau yang akrab dipanggil mama Ani selaku ketua Yayasan Mitra Perempuan Papua (YMP2) menceritakan dampak pandemi covid-19 terhadap Perempuan Papua yang berada di Manokwari, menurutnya banyak hal sebenarnya yang dialami kaum perempuan Papua, begitu banyak temuan-temuan yang harus menjadi perhatian bersama semua pihak, terutama Pemerintah Daerah baik itu Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Papua Barat. Selain pemerintah daerah, para pihak yang memberikan pendampingan khusus perempuan dan anak juga harus terlibat dalam hal ini. 


"Perempuan Papua dalam masa pandemic seperti ini mengalami kesulitan dalam hal memenuhi kebutuhan keluarga, karena dapat dikatakan saat ini perempuan juga turut mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Berbicara tentang ekonomi keluarga tidak terlepas dari keluarga itu sendiri, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hari-hari ini dengan cara berjualan di pasar. Hal ini berbeda ketika seseorang bekerja sebagai pejabat atau pegawai yang setiap bulannya pasti mendapatkan gaji. Tetapi, bagaimana dengan perempuan yang bahkan suaminya tidak memiliki pekerjaan sama sekali, akhirnya para perempuan ini harus berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hasil jualan di pasar tidak lain untuk memberi makan anak dan suami, kalau ada penghasilan tambahan mereka juga membiayai keperluan pendidikan anak." Kata mama Ani kepada tim media. (8/10/2021)


Pandemi covid-19 ini membawa luka tersendiri bagi kaum perempuan Papua, mereka bahkan menangis karena dalam masa sulit seperti ini dengan harus berjualan di pasar, tetapi kemudian hasil jualan mereka tidak seberapa karena kurangnya pembeli. 


 Lebih lanjut, mama ani juga mengatakan bahwa bantuan-bantuan dari pemerintah berupa BLT yang mereka temukan di lapangan itu tidak semua perempuan Papua dapat. Sebaliknya yang telah diketahui bersama, yang menerima bantuan BLT antara lain mereka yang berstatus pegawai. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah, agar pendataan penerima bantuan BLT itu diperjelas dan secara khusus menyasar perempuan Papua yang secara nyata yang membutuhkan. Menurut mama Ani, perhatian pemerintah juga harus ditujukan kepada perempuan Papua.


Menurut Yayasan Mitra Perempuan Papua (YMP2) melihat bahwa Dampak pandemic covid-19 bagi perempuan Papua tidak berhenti sampai disitu. Kekerasan berbasis gender di masa pandemic seperti ini juga mengalami peningkatan, kekerasan tersebut dibagi menjadi dua yaitu kekerasan psikis dan kekerasan fisik. Kekerasan fisik ini sendiri bermula dari pandangan kultural yang menilai jika seorang suami sering ditekan oleh istri, maka mereka akan marah. 

"Selain kekerasan, kehadiran pandemic juga berdampak pada pendapatan perempuan Papua yang berjualan di pasar, yang mana dalam hal ini pendapatan mereka berkurang jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemic. Hal tersebut disampaikan oleh tiga orang mama yang mengatakan bahwa di masa sebelumnya itu mereka dapat penghasilan tinggi, tapi hari-hari ini mereka dapat penghasilan rendah sekali, sehingga tidak bisa mencukupi pemenuhan kebutuhan keluarga." Tegas Anike Sabami ketua yayasan YMP2. 


Harapan mama Ani selaku ketua Yayasan Mitra Perempuan Papua untuk seluruh masyarakat yang ada di tanah papua untuk tidak perlu gentar dan takut karena ini adalah sebuah cobaan yang harus kita lalui bersama dan secara iman Kristiani kita harus percaya bahwa perlindungan Tuhan itu ada. 

"Kita harus punya semangat, dan terlebih bagi perempuan Papua. Gerakan perempuan di masa pandemic untuk sebuah perubahan itu penting, maka perempuan bisa berdoa untuk sebuah pemulihan besar terjadi. Kalau ada gerakan perempuan di Eropa dengan melahirkan 1000 perempuan untuk sebuah perubahan, maka di Papua juga bisa. Perempuan jangan sikut menyikut, tetapi mari bersama-sama bergandengan tangan karena perempuan adalah motivator kekerabatan dan menjadi penolong dalam keluarga." Tutupnya dengan penuh semangat dan optimis bahwa perempuan Papua mampu membawa perubahan untuk tanah Papua. 



Penulis: FW


#balitbangdapb,#provinsipapuabarat, #provinsipembangunanberkelanjutan, #kasmenyalakopuskill, #matapenalitbangpb2021,#papuaitukeren




Pelepasan Benih Tukik oleh KETAPANG DIVE COMMUNITY Bersama Pemerintah Kabuaten Manokwari di Pulau Mansinam

Alex Sitanala Ketua KDC MAnokwari

Manokwari (15/10/2021) - Dalam rangka menyambut hari ulang tahun kota manokwari yang ke 123 tahun salah satu komunitas diving di kabupaten Manokwari yaitu Ketapang Diving Community (KDC) melaksanakan kegiatan pelepasan anak penyu/tukik dan melakukan transplantasi terumbu karang di perairan pulau mansinam bersama pemerintah Kabupaten Manokwari. Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh masyarakat pulau mansinam yang sangat mencintai alam di sekitar mereka. Turut hadir pimpinan daerah kabupaten manokwari yang diwakili oleh sekretaris daerah yaitu bapak Hendri Sembiring dan juga Kepala dinas Perhubungan kelautan dan perikanan kabupaten Manokwari. Dalam sambutannya Hendri Sembiring mengatakan bahwa pemerintah kabupaten Manokwari sangat mendukung kegiatan pelepasan tukik dan transplantasi terumbu karang ini sebagai salah satu cara mengembangkan potensi wisata selam di wilayah Mansinam dan juga merupakan inovasi pengembangan guna menjadikan kabupaten Manokwari sebagai salah satu tujuan wisata bahari di Provinsi Papua Barat.

“Pelepasan tukik ini merupakan wujud kita melaksanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, karena tukik atau anak penyu ini adalah binatang langka yang dilindungi oleh Negara. Saya juga telah menghimbau masyarakat supaya tukik ini jangan di ambil dan di makan karena ini ekosistem yang dilindungi oleh negara, sehingga apabila diperlukan perbup, kita akan buat Perbupnya (Peraturan Bupati).” Kata Hendri Sembiring setelah melakukan pelepasan tukik.  

Alex Sitanala atau yang sering disapa dengan panggilan Echon, ketua Ketapang Dive Community (KDC) mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyongsong hari jadi Kabupaten Manokwari yang ke 123 tahun, sehingga komunitas KDC berpikir karena beraktifitas komunitas mereka  adalah di laut maka mereka akan tetap memeriahkan HUT kota manokwari dengan melakukan aksi di laut seperti melepas tukik atau anak penyu. Pada kegiatan yang dilaksanakan di pulau mansinam ini sebanyak 117 ekor anak tukik/penyu dilepaskan ke laut mansinam echon mengatakan pelepasan ini dilakukan dengan tujuannya agar hewan penyu tetap ada di wilayah perairan pesisir Manokwari echon juga menghimbau agar masyarakat harus menjaga keberadaan tukik dan mengajak pemerintah untuk melihat dan melindungi binatang langka ini di Provinsi Papua barat  khususnya di Kabupaten Manokwari. 

“Kegiatan kami ini dilakukan atas dasar inisiatif komunitas (KDC) sendiri, selain itu kegiatan ini juga swadaya kami sendiri di mana kami berusaha untuk mendapatkan tukik dan membuat media transplantasi karang ini. Kami mencoba untuk menunjukkan bahwa komunitas kami ini bisa melakukan aksi ini meskipun tidak didukung pihak lain.” Tegas ketua KDC kepada tim mata pena.

“Harapan saya untuk ke depan itu Pulau Mansinam ini bisa menjadi salah satu tempat Diving Penyu dan juga salah satu Spot Selam/Diving di Provinsi Konservasi, jadi bukan saja Raja Ampat dan Kaimana tapi Pulau Mansinam juga bisa menjadi salah satu spot yang dikenal. Pesan saya juga untuk mari jaga penyu karena penyu akan mendatangkan nilai lebih dari pada kalau kita tangkap dan makan dagingnya. Ketika kegiatan ini berhasil, masyarakat akan merasakan dampak positif dan nilai tambah dari hal tersebut. Terakhir, kegiatan ini bukan untuk kami lihat manfaatnya sekarang, tapi untuk generasi penerus yang akan melihat penyu-penyu ini nanti.” Kata echon selepas kegiatan. 

Pelepasan Tukik ini baru pertama kali dilakukan oleh tim KDC Manokwari dan rencananya kegiatan ini akan menjadi program triwulan Ketapang Dive Community (KDC) yang setiap tiga bulan sekali akan melakukan pelepasan Tukik di Pulau Mansinam dan sekitar teluk Doreri. 





Penulis: FW


#balitbangdapb,#provinsipapuabarat, #provinsipembangunanberkelanjutan, #kasmenyalakopuskill, #matapenalitbangpb2021,#papuaitukeren





Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua siap menjadi Tuan Rumah pelaksanaan kegiatan Kompetisi ISMEI Wilayah XI (Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat)

Dokumentasi - Pelantikan Panitia Komopetisi ISMEI Wilayah XI Unipa Manokwari -  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua terpilih menja...